Perlawanan Indonesia terhadap Corona Virus Disease 2019 atau covid 19 di Tanah Air belum selesai. Namun, era kenormalan baru atau tatanan kehidupan baru masyarakat (new normal life) sudah dimulai setelah masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilonggarkan. Hal ini ditandai dengan instruksi Presiden Joko Widodo kepada ketua gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 sekaligus Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPS) Letjen TNI Doni Monardo untuk memberikan kewenangan kepada 102 pemerintah kabupaten/kota yang saat ini berada dalam zona hijau (green zone) untuk melaksanakan kegiatan masyarakat produktif dan aman Covid 19 Tentu hal tersebut dapat kita ketahui dilakukan untuk melaksanakan pemulihan ekonomi dengan melalui tahapan protokol kesehatan.
Covid-19 “sukses” membuat pemerintah membatalkan perayaan besar-besaran Peringatan ke-75 Hari Kemerdekaan Indonesia. Kesempatan untuk memupuk rasa nasionalisme dan semangat kemerdekaan seolah-olah hilang dengan ditiadakanya acara-acara tersebut. Padahal, di masa pandemi ini, nasionalisme dan semangat kemerdekaan harus tetap tumbuh di masyarakat.
Situasi
pendidikan juga menjadi porak poranda akibat pandemi ini, kebingungan sikap
pemerintah nampak terjadi berkenaan dengan kebijakan masa new normal dalam
sektor pendidikan. Ada sebahagian pihak yang menginginkan proses pembelajaran
dilaksanakan secara langsung dalam bentuk tatap muka, sebahagian yang lain
meminta untuk menunda sampai kondisi benar-benar pulih, dan pilihan ini menjadi
kebijakan yang ambigu.
Berbagai langkah untuk mencegah penyebaran virus ini pun sudah dilakukan. Pemerintah telah membenuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 berdasarkan keppres No 7/2020 dan diubah menjadi keppres No 9/2020 melalui sinergi antar kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Perioritas lankah yang dilakukan ialah guna mnyelamatkan saudara- saudara kita yang sudah terpapar covid 19 dan dengan segea membatasi, menghentikan dan memutus rantai penyebaran covid 19 di masyarkat sehingga tidak menambah jumlah korban jiwa dan bisa menyelamat kan lebih banyak lagi jiwa masyarakat Indonesia.
Salah satu penyebab cepatnya penularan covid 19 yang paling susah diantipasikan ialah orang tanpa gejala (OTG).Orang tanpa gejala merupakan orang yang sudah terinfeksi covid 19, tapi tidak menunjukan gejala sakit. OTG ini bagaikan penyebar maut dan pembunuh potensial yang mengancam setiap orang yang kontak dengannya, terutama kelompok rentan (manusia usia lanjut dan orang dengan penyakit bawaan).
Sikap kita untuk menghadapi Covid 19 dengan cara tidak keluar rumah jika tidak ada berkepentingan, memakai masker saat keluar rumah, berjaga jarak saat ada pertemuan, selalu mencuci tangan saat melakukan kegiatan, dan selalu mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah. Hal ini termasuk sikap membela negara pada masa new normal dan adapun juga membela negara pada masa new normal seperti membantu pertolongan kepada korban covid 19 dan dokter-dokter yang berjuang mengobati Covid 19. Dengan tindakan ini dapat menghambat virus corona menyebar, dan kita dapat memberi tahu kepada masyarakat menggunakan media sosial.
Inilah sesungguhnya substansi dari bela negara di tengah pandemi. Bela negara adalah sebuah tindakan positif untuk menumbuhkan akan kesadaran bela negara pada setiap warga negara yang memiliki hak dan kewajiban untuk membela negaranya. Kesadaran Negara adalah upaya untuk menumbuhkan rasa penuh tanggung jawab dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya, dan juga menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme pada setiap anak bangsa.
Bangsa
merupakan perekat kohesi sosial atau sosial integratif force yang mampu
menumbuhkan solidaritas sosial, rasa persatuan, dan semangat bersama, sehingga
mereka merasakan seperti bagian dari satu tubuh titik jika bagian tubuh yang
satu merasakan sakit, maka bagian tubuh yang lainnya akan ikut merasakan sakit
tersebut.
Intisari
Bela Negara di tengah pandemi ini adalah membantu para ibu Indonesia untuk
tetap semangat mengelola keluarga yang sedang berdiam di rumah agar jaga hidup
sehat dan hemat, bantu para ayah untuk kreatif bekerja dan berjuang mencari
nafkah dalam situasi yang tidak biasa, dan bantu generasi muda untuk tetap
semangat belajar walaupun tidak di sekolah. Dengan semangat bela Negara ini
setiap orang dapat mengajak masyarakat untuk saling melindungi satu sama lain
dari penularan covid-19, selanjutnya adalah peduli dan membantu mereka yang
terdampak.
Saat
ini, pemerintah telah berupaya menggerakkan setiap sektor untuk bahu membahu
dalam mengatasi pandemi, dan bagi warga negara yang cinta pada negara dan
bangsa ini, maka tidak ada pilihan lain kecuali patuh pada protokol kesehatan
yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan aktualisasi kesadaran bela Negara bagi
yang tidak terlibat secara langsung dalam penanganannya. Bentuk lain dari
aktualisasi kesadaran bela negara dengan tetap melakukan aktivitas yang
produktif di mana saja.