Minggu, 27 Juni 2021

Pengenalan Resiko Bencana di Kepulauan Bangka Belitung


    
    Provinsi Kepulauan Bangka Blitung (disingkat Babel) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dua pulau utama yaitu pulau Bangka dan pulau Belitung serta ratusan pulau-pulau kecil, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur pulau Sumatra, dekat dengan provinsi Sumatra Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintah Provinsi ini disahkan pada tanggal 9 februari 2001. Setelah dilantiknya Pj. Gubenur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintah provinsi.

        Potensi bencana di Bangka Belitung paling sering terjadi yaitu banjir, sebelum kita menjelaskan akibat terjadinya banjir saya akan menjelaskan apa itu bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan , kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

        Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendfinisikan mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,angin topan, dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang anatara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

        Contoh bencana alam yaitu banjir, banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni eropa mengartikan banjir sebagai perendam semantara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti “air mengalir” kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air disuatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bandungan sehingga air keluar dari sungai itu.

        Ukuran danau atau badan air terus berubah ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti dosa, kota, dan pemukiman lain. Dan waktu terjadinyapun sekarang lebih sulit diprediksi, karena pengaruh dari kondisi alam yang tidak menentu. Salah satu halyang tidak pernah berubah di Indonesia adalah banjir setiap musim hujan, dahulu mungkin hanya beberapa tempat saja yang sering terkena banjir, namun sekarang sudah banyak sekali daerah Indonesia yang selalu terkena banjir.

        Bangka Belitung adalah salah satu contoh daerah yang sering terjadi banjir. Banjir tersebut bisa disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor manusia dan faktor alam. Faktor manusia contohnya yaitu membuang sampah sembarangan, penebangan pohon secara berlebihan sehingga kurangnya penyerapan dan masih banyak lagi. Faktor alam contohnya hujan yang deras sehingga air sungai meluap, kondisi cuaca seperti musim penghujan dan lain lain. Jadi bagi masyarakat Bangka Belitung lebih harus menjaga lingkungn kita sendiri supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

        Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kep.Bangka Belitung, sepanjang tahun 2019, mencatat telah terjadi 443 kali bencana alam di wilayah Bangka Belitung. Dari 443 kali bencana, 43 orang meninggal dan dua orang hilang tersibut. Jumlah ini meningkatkan dibandingkan dengan kejadian pada tahun 2018 lalu, yang mencapai 62 kali kejadian bencana alam. Dengan menjaga alam Bangka Belitung dan dapat menghindari bencana seperti banjir. Contoh menjaga yaitu tidak membuang sampah sembarangn, tidak memotng/menebang pohon tanpa ijin, dan mengurangi penambangan liar.

        Selain banjir Bangka Belitung daerah daerah tertentu juga terdapat kekeringan, yang disebabkan pemborosan air dan tidak dapatnya air hujan di daerah tersebut. Ada juga penyebab terjadi kekeringan tersebut karena penambangan liar yang menyebabkan keruh nya air bersih, dan juga penebangan hutan karena hutan yang termasuk membantu menyipan air bersih. Maka dari itu kita harus menjaga alam kita agar bisa menghindari bencana alam di Bangka Belitung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sikap Bela Negara Pada Era " New Normal " Keadaan Pandemi

        Pada tahun 2020 ini banyak terjadi musibah di Tanah Air kita salah satunya corona, corona merupakan virus yang disebakan oleh binata...